Radang paru biasanya dikarenakan adanya jamur atau kuman dan jarang menimbulkan lubang. Bila paru-paru sampai bolong, tambahnya, berarti sudah terjadi infeksi yang berat. Itu kemungkinan dipicu oleh kuman TBC yang memang rusak dan menghancurkan jaringan paru, sehingga lama-kelamaan jaringan akan mati dan menimbulkan bekas berongga (cavity). Untuk melubangi paru, kuman TBC perlu waktu untuk menginfeksi minimal enam bulan dan awalnya memang didahului adanya peradangan. "Benar TBC bisa dikenali dengan mudah dari gejala seperti sering batuk darah, batuk lebih dari dua minggu, nafsu makan menurun sehingga berat badan berkurang, meriang di sore hari, cepat lelah, lesu, dan lemah, berkeringat di malam hari. Jika kelainan parunya luas, akan terjadi sesak napas, " papTBC yang masih dalam stadium awal bisa diobati. Pengobatannya minimal selama enam bulan dan harus dilakukan secara teratur. Aturan ini, seringkali membuat pasien tidak sabar. Apalagi, setelah rutin diobati 1-2 bulan, gejala penyakitnya biasanya menghilang."Pasien merasa sudah pulih, padahal belum," ujarnya. Kalau pengobatan kemudian tidak rutin, kuman akan menjadi kebal. Dan bila sewaktu-waktu kondisinya memburuk, obat-obatan yang ada menjadi tidak mempan lagi. "Kalau sudah seperti itu kemungkinan besar penderita tidak bisa sembuh seumur hidup," imbuhnyaarnyaDr. Pradjnaparamita, Sp.P, dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Jakarta, juga lebih mengarah pada adanya kuman TBC bila paru-paru sampai berlubang. "Kondisi itu, diperparah dengan kebiasaan merokok," tutur staf pengajar COPD Center Bagian Pulmonologi FK-UI itu. Jika sudah terjadi demikian, ia menganjurkan agar pasien segera berhenti merokok.
Mengenai obat yang harganya sangat mahal (ada obat yang harganya sampai Rp 4,5 juta untuk sekali pakai), ia mengaku agak heran. Obat-obatan yang berharga tinggi menurutnya biasanya digunakan untuk penanganan kanker. "Injeksi yang harganya jutaan rupiah memang ada karena cara pembuatan obatnya sulit, bahannya tidak mudah didapat, dan uji klinisnya lama," ungkapnya.Selain berhenti merokok, Dr. Mita menyarankan agar pasien mengonsumsi makanan tinggi kalori dan protein, cukup istirahat, serta tidak memaksa diri untuk berjalan terlalu jauh, atau naik tangga, sehingga merasa kecapekan.
Kamis, 20 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar